Flight of Bumblebee (Seri 1 – 3)

Leave a comment

Lebah lebah menyebar  ke luar sarang. Memburu pantat satu raja lalim. Yang suka menebang pohon sembarangan. Tanpa perhitungan yang masak. Membuka lahan dengan tidak memedulikan hutan. Yang kini sudah sangat gundul. Membiarkan para jahanam penjarah dari negeri seberang menguras kekayaan alam negeri. Lebah lebah berjumlah ribuan. Menyatukan sengat, kali ini sang raja harus jera. Dibuat babak bundas seluruh tubuhnya.

Lebah lebah baru setengah jalan.
Menuju istana penuh dengan putri putri bangsawan elok rupawan. Dan juga gundik gundik yang disimpan rapat agar rakyat jelata tak mengendus keberadaan mereka.

***

Satu lebah kehabisan napas. Terengah engah. Meminta time out. Bersiul tertahan, dimaksud kepada pemimpin operasi berjuluk ‘Serang Pantat Raja’. Dan seluruh tim mendadak berhenti. Memberi kesempatan satu lebah yang kelelahan. Memberi satu botol madu untuk lebah isap sebagai energi tambahan.

Melaju kembali kawanan lebah itu. Masih dengan penuh semangat. Berharap raja segera mengakui perbuatan dosanya. Tidak sekali sekali lagi melakukan kecurangan bagi negeri keseluruhan. Dan selalu mempertimbangkan masak masak apa yang akan diputuskannya.

Satu lebah gendut kentut. Konsentrasi seluruh tim terganggu. Dengung sayap lebah yang kompak melemah. Banyak yang menggerutu. Komunikasi kawanan lebah terganggu. Saling tuding, saling berprasangka. Dan pemimpin lebah menghentikan laju terbang tim. Ia menyuruh seluruh anggota turun ke bumi. Di bawah pohon rindang mereka mengurai permasalahan kentut ini.

Dan satu lebah gendut tadi diskors. Disuruh kembali ke sarang. Menemani Ratu Lebah, memohon maaf kepada sang ratu untuk tidak melakukan tidak diluar kesopanan.

Satu lebah gendut kembali ke sarang. Tim minus 1 kembali menuju istana.

Seratus meter lagi. Dekat dengan pintu istana yang di depannya membentang sungai dengan buaya buaya bergigi tajam. Memang, para buaya itu tidak memiliki sayap untuk menjangkau kawanan lebah. Tapi, lompatannya sungguh mengerikan dan mampu memakan musuh musuh yang hendak masuk ke istana. Belum lagi penjaga istana yang berjumlah dua orang, tegap dan berpakaian baju perang. Dengan wajah bengis yang diumbar ke segala penjuru. Membuat kecut mental semua yang ingin sekadar berkunjung ke istana.

Apa yang akan dilakukan pemimpin lebah dan anak anak buahnya? Berhasilkan misi pelumpuhan terhadap raja lalim?

***

Flight of Bumblebee (Seri 2)

Pemimpin lebah memerintahkan pasukannya memperlambat terbang.
‘Siap siap. Kita sudah dekat istana.’
‘Siap Komandan!’ seru seluruh pasukan.
‘Yang harus kita lakukan. Berdoa. Itu yang paling utama.’ pemimpin lebah memindai pasukan. ‘Mari kita bersama sama memohon kepada Tuhan, atas nama Ratu Lebah, atas nama Nabi Sulaeman junjungan kita, agar misi kita berhasil.’
Seluruh pasukan khusyuk. Suasana khidmat.
‘Karena agama kita sama. Tak perlulah kita berlama lama. Ucapkan doa sendiri sendiri. Tidak menurut ucapanku. Di dalam hati saja. Mulai.’

Angin bergerak pelan. Seakan menyetujui misi untuk memberi pelajaran bagi raja lalim. Semut semut di tanah, mendongak. Memberi sapa dengan anggukan yang bersahabat. Dua burung di dahan berkicau, memberi ucapan selamat bagi seluruh tim lebah. Wajah mereka tampak tengah memendam harapan. Tapi mengapa mereka, semut dan burung, tak bertindak jika melihat sang raja tak semestinya berlaku? Ah, itu hak mereka. Sibuk bekerja, mengurus anak anak, atau apa saja, tak perlulah dipikir oleh sepasukan lebah. Yang kini sudah bersiap melakukan gebrakan.

‘Di depan kita ada sungai. Kabarnya, ada buaya buaya. Pemakan apa saja.’ ucap pemimpin lebah.
Beberapa wajah pasukan lebah memasi.
‘Tapi tenang. Kita harus mencari akal.’ lanjut sang pemimpin yang memakai tombak berkepala trisula, disamping sengatnya yang terkenal ampuh membinasakan lawan.
‘Komandan. Bagaimana kita bisa melampaui buaya itu?’ tanya satu lebah.
‘Ini sedang aku pikirkan.’ sang pemimpin berpikir keras. ‘Ada masukan dari kalian?’
Riuh pasukan itu menjadi. Saling berkomentar, tapi tak ada keberanian satu persatu untuk unjuk tangan.
‘Nah, ini yang harus diperbaiki dari kalian. Jangan menggumam. Tunjukkan pendapat kalian. Itu penting. Satu masukan, akan menentukan keberhasilan kita. Ungkapkan ide kalian.’

***

Flight of Bumblebee (Bagian ke 3)

‘Alihkan perhatian si buaya!’ perintah komandan lebah. ‘Pecah jadi dua. Ke kanan dan ke kiri!’
Pasukan lebah menyebar. Menjadi dua. Si buaya muncul. Moncongnya panjang, giginya mengilat tajam. Siap menerkam musuhnya, para lebah. Ia bingung antara ke kiri atau ke kanan. Bergeraklah ia ke kiri. Separuh lebah di arah kanan bisa terbebas dari sang buaya. Berhasil menyeberang sungai.
‘Yang berhasil nyeberang, tunggu temannya. Yang belum, mundur hindari si buaya.’ perintah sang komandan lebah lagi.

Dengung semakin kencang. Separuh tim lebah arah kanan kembali menyusun strategi. Dipimpin oleh sang komandan.
‘Kalian yang sudah nyeberang, buat kekacauan! Pusingkan si buaya.’
Lebah lebah mengeluarkan suara yang sangat bising. Menarik perhatian si buaya yang bergerak ke arah kiri. Semakin nyaring suara lebah lebah.
‘Ayo kita nyeberang!’ teriak sang komandan. Memanfaatkan konsentrasi si buaya yang kembali terpecah.

Sejurus kemudian tim lebah sudah menjadi satu. Berada di seberang sungai. Meninggalkan buaya yang tak berhasil menyantap lebah lebah. Buntut si buaya menyabet permukaan air. Suaranya terdengar jelas. Tanda ia sangat marah karena diperdaya oleh sang komandan lebah. Dan, si buaya masuk ke dalam air. Berenang entah ke mana.

Tantangan selanjutnya kawanan lebah: penjaga pintu istana yang sangat bengis. Sangar. Apa yang akan komandan lebah dan tim lakukan?

Meribut di http://www.andhysmarty.multiply.com

Menjadi Guru guru Damai

Leave a comment

Berbaikan. Menata kembali hubungan anak bangsa. Menguras rasa curiga. Meninggalkan cerita penuh luka. Bersalaman untuk memaafkan. Dan melajulah bersama mengejar asa.

Anak anak bangsa berkumpul di meja, dengan hidangan yang sama. Sekali lagi tak mengungkit masa silam nan membekas jiwa. Sudah tidak saatnya lagi. Karena, tantangan makin melangit. Hanya bisa dituntaskan dalam gabungan kekuatan. Seluruh insan yang menghuni negeri. Tak ada satu pun orang yang berhak untuk ditinggalkan. Jika itu terjadi, tak adillah diri.

Berdoa bersama, meski agama berbeda.
Tak perlu dipusingkan. Semua berhak memercayai apa yang diyakini. Tak boleh ada paksa.

Di antara hari yang membuat semakin berpikir: Jika kepercayaan adalah niat baik untuk membangun. Bersama.

Meribut di http://www.andhysmarty.multiply.com

Memaksa Sri Hanoman Masuk Islam

Leave a comment

Hanoman bersarung putih. Berada di antara jamaah shalat Id. Ikut merayakan Hari Lebaran, bergabung kepada mereka yang mau menerima dirinya. Hanoman, seekor monyet berbuntut panjang, yang baru saja masuk Islam. Meninggalkan kepercayaan asalnya.

Ibu ibu berteriak. Melengkingkan kalimat Tuhan.
‘Ya Allah. Ada monyet di sini!’
Yang lain berucap. ‘Astaghfirullah. Bisa bisanya monyet dibolehkan masuk ke masjid.’ Seorang bapa berprotes.

Hanoman melenggang saja. Tak menuruti perkataan dua orang tadi yang beraroma melemahkan kekuatan. Monyet sakti itu mencari shaf kosong. Barangkali ada. Dan ada. Di tengah sendiri. Ia harus melangkahi para bapa, beserta anak anak mereka, meminta diri, dan duduk mendengarkan celoteh sang Kyai. Khotbah sedang disiarkan oleh pemilik kedaulatan masjid, penjaga moralitas kaum: Kyai Markum.

Telat sampai masjid. Hanoman tidak sempat mengikuti shalat Id. Ia kesiangan. Semalam suntuk ikut takbir keliling bersama para muda, yang lebih menerima kehadirannya sebagai pemeluk baru agama Islam. Menurut Hanoman, kemeriahan seperti ini tak dijumpai dia saat berada di Kerajaan Kera. Marak sekali di Indonesia ini. Di tempat sebelumnya, semua diam. Menunggu perintah sang Raja. Jika tak ada pekerjaan, para monyet diwajibkan tidur. Dan bila lembur diharuskan untuk menyelesaikan tugas, bisa tiga hari tiga malam tak boleh memejamkan mata barang sebentar. Lebaran di Indonesia adalah kemeriahan. Berpesta pora. Mudik, balik ke kampung halaman, menemui sanak saudara, berbagi cerita. Itulah yang disuka oleh Hanoman.

Kyai Markum berbicara di mimbar dengan penuh semangat. Hanoman menatap sebagian orang tertunduk, entah khusyuk mengucap zikir atau tertidur. Pulas. Di sebelahnya ada dua anak kembar.
‘Mas. Kok tanganmu berbulu. Badanmu banyak bulu?’ Kembar 1 bertanya.
Hanoman tersenyum.
‘Iya nih. Kaya monyet Mas ini.’ seru Kembar 2.
Empat mata kembar menatap lekat lekat si Hanoman. Seolah tak percaya jika Tuhan juga menciptakan makhluk berlainan dengan diri mereka. Terkadang telapak tangan si kembar mengelus tangan Hanoman. Dibiarkan Hanoman. Tak ada salahnya membuat anak anak senang. Tak perlu menghardik langsung pada si bocah. Biarkan imajinasi mereka berkembang, tanpa harus dipasung. Yakinlah mereka akan puas dengan jawaban yang sebetulnya sudah mereka punya sedari pertanyaan ‘Monyetkah Anda?’ bergelayut di dalam pikiran mereka.

Pikiran anak anak tidak sama dengan dewasa. Mereka lebih sederhana, para tua lebih kompleks karena sudah bercampur dengan problema, bergulat dengan bagaimana mendapatkan solusi. Anak anak adalah jiwa bebas. Menahan pendapat mereka tak ubahnya mematikan dan melumpuhkan semangat anak anak untuk mencari.

Di depan, Kyai Markum tampak sudah kecapaian. Suara yang menggelegar di awal khotbah, perlahan melemah. Volumenya lirih. Dan ia segera mengakhiri khotbah pertama, untuk berdoa bersama sama dengan jamaah Shalat Id. Bersama Hanoman, sang Baru.

‘Ya Allah, ya Tuhan kami. Di hari ini, kami memohon ampun atas segala khilaf kami ….’
Suara Kyai Markum terhenti. Terbata. Dan ia melanjutkan.
‘Maafkan anak anak kami yang nakal. Sering berantem. Tunjukkan jalan kepada ibu ibu yang suka bergosip di ujung gang ….’ Doa Kyai Markum menjurus ke aneh.
‘Berilah Bapak bapak di kampung ini pekerjaan yang layak, menghasilkan duit banyak. Sehingga ibu ibu tidak sering marah.’

Jamaah sontak kaget. Tak biasanya Kyai Markum berkata seperti ini. Namun karena kharisma sang Kyai yang terlampau bersinar, jamaah pasrah dan … meng-amini.

Hanoman ikut pula mengangkat tangan, menengadah, memohon kepada Dewa … oh bukan … Allah yang Maha Pemberi Jalan.

Di hari fitri. Idul Lebaran.

Hanoman bersalaman dengan para warga.

 

Meribut di http://www.andhysmarty.multiply.com

Buka Lapak: Teh Jati Cina Pelangsing (Harga Promo Rp. 50.000 per kg)

Leave a comment

Langsing adalah kebutuhan.

Lapak ‘Rempah Asli Nusantara Yogyakarta’ menyajikan kepada Anda produk pelangsing yang aman dan berkualitas.

Hanya dengan Rp. 50.000 per kg, Anda bisa memulai usaha dengan sangat mudah.

 

Jika Anda tertarik, sila menghubungi kami:

Dannie

08156557463

email: dannie.travolta@gmail.com