Joker naik kuda lumping. Hamburger di tangannya ia buang, ia ganti dengan beling yang dipungutnya di tanah. Ia bergoyang goyang seperti biduan dangdut, geal geol kanan kiri dengan matanya mendelik seperti Malaikat Izrail segera mencabut nyawanya. Penonton bergemuruh, meloncat loncat bak atlet Trampolin, dan bertepuk tangan melihat aksi Joker yang sangat keren.

‘Hai, Pen

onton!’ sapa Joker manis. ‘Mau makan ini kaca? Heh, ini … ini ….’

Tangan Joker terulur ke penonton yang kepalanya gedek gedek alias menolah noleh. Tahu kalau simpati tak ia dapat, Joker bertingkah seperti seorang joki pemenang Olimpiade.

‘Hai, Penonton! Ini goyang Gangnam Style!’ seru Joker. ‘Ikuti gerakanku ….’

Benar, kali ini penonton merespon dan meniru apa yang Joker lakukan. Ia pun menyuruh seluruh hadirin untuk tersenyum sekaligus melepaskan beban yang ada di benak, otak, pikiran, di manapun.

‘Ayo, rayakan kemenangan kita!’ Joker kembali berseru. ‘Tunggu ….’

Penonton berhenti dan saling menatap bertanya tanya mengapa Joker menghentikan gerakannya.

‘Kalian tertipu olehku,’ Joker tertawa kuat kuat. ‘Gangnam Style meniru Kuda Lumping. Kalian mudah kupengaruhi ….’